- Mon - Fri 09:00 - 18:00 / Saturday 8:00 - 14:00
Alfredo Garcia Elbarta Tarigan, S.Kom. atau yang akrab dengan nama panggilan ‘Ed Garcia’, adalah seorang anak muda yang menghabiskan lebih dari separuh hidupnya di dunia IT. Bermula sebagai penikmat kemajuan teknologi digital, sampai kemudian ikut mengambil bagian dalam arus kemajuan digital di Indonesia melalui berbagai karya digitalnya. Alfredo alias Ed, adalah anak muda yang penuh dengan pengecualian.
Anak muda yang tidak mengenal kata sempurna, yang tidak bisa hanya sekedar menjadi pengguna atau penikmat suatu teknologi. Dalam pikirannya semua teknologi masih bisa dikembangkan dan diperbaharui agar menjadi lebih baik. Setelah pun diperbaharui, maka akan selalu ada lagi yang bisa diperbaharui.
Tahun demi tahun masa remajanya terlewati bersama teknologi, tidak pernah benar-benar ada wadah yang mampu memfasilitasi rasa keingintahuannya terkait pengembangan teknologi. Tidak sekolahnya, tidak pula dunia perkuliahannya.
Ia selalu terusik dengan berbagai teknologi digital yang mungkin hari ini kita gunakan di komputer ataupun ponsel, dimana hampir semuanya tidak ada yang berasal dari Indonesia. Terlebih, keresahan utamanya berfokus pada teknologi dari luar itupun sejatinya masih memiliki berbagai celah ketidaksempurnaan.
Itulah yang kemudian membuat dia mengawali karya pertamanya di dunia digital dalam bidang cyber security, sistem keamanan siber. Dengan harapan bisa menjadi pengisi di berbagai celah ketidaksempurnaan yang ada pada industri teknologi kala itu.
Tidak langsung berbuah manis, karya pertamanya sampai belasan karya digital yang dia ciptakan setelah itu selalu bertepuk sebelah tangan. Keresahan utamanya mulai berubah, yakni kemampuan sosial nya yang benar-benar tidak sempat dia kembangkan imbas berfokus pada pengembangan kemampuan digitalnya.
Dia tidak pernah tau bagaimana dunia sosial bekerja, bagaimana mentransmisikan idealisme dan mengadaptasikannya di masyarakat. Sehingga yang sering terjadi kala itu, hanya sebagian orang terdekatnya saja yang berperan sebagai konsumen karya digital Ed.
Berhenti sejenak memperjuangkan idealisme digitalnya, Ia mulai merespon dengan serius keresahan barunya, yakni mengembangkan kemampuannya dalam memahami realita sosial. Karena dia akhirnya sadar, pengguna teknologi adalah masyarakat. Kemudian mulai menyadari perbedaan antara keresahan pribadinya dengan keresahan khalayak umum terkait dunia digital. Salah satu contohnya saja: Ia mungkin resah terkait sistem keamanan digital dunia perbankan, namun masyarakat pada umumnya lebih resah bagaimana mengelola sistem penggajian ribuan karyawan agar tertata dan terdata dengan baik.
Menyadari hal tersebut, membuat Ed mulai membangun perusahaan IT pertamanya, yakni PT RSIT (PT Revolusi Solusi Industri Teknologi) di tahun 2021. Perusahaan itu harus terseok-seok pula dalam awal kiprahnya, karena harus bersaing dengan portofolio perusahaan IT yang jauh lebih besar dan jauh lebih dulu berdiri.
Berbagai proyek digital mulai berdatangan dari orang terdekatnya, yang dahulu sebagai konsumen bertarif sukarela, namun kini harus mengeluarkan sejumlah biaya. Mereka terdiri dari mahasiswa sistem informasi semester akhir, yang tugas akhirnya terkait pengembangan aplikasi. Sampai dengan beberapa relasinya yang bekerja sebagai IT Manager di berbagai perusahaan. Atau bahkan seorang pemilik perusahaan jaringan atau perusahaan jenis lainnya yang membutuhkan kemampuan digital Ed. Tentu saja, mereka menyanggupi ketika Ed mulai menaruh tarif untuk jasa digitalnya, karena mereka jelas memahami rekam jejak dan kualitas Ed dari berbagai kerjasama sukarela di masa lalu.
Hari ini, Ed melakukan rebranding terhadap perusahaan IT nya, dari RSIT menjadi NusaIT, wujud komitmen dan keseriusannya yang bertumbuh pesat. Karena RSIT tidak pernah tampil ke publik dengan serius, hanya mengandalkan promosi MKM (mulut ke mulut). Legalitas dan akta pendiriannya hanya berperan sebagai pengikat kontrak saja, bukan benar-benar difungsikan sebagai wadah besar yang seharusnya berisi mesin besar dan membuat sebuah pergerakan besar.
Dengan NusaIT (Nusa Industri Teknologi), Ed menutup buku lamanya, dan mulai menggandeng para profesional untuk sama-sama membuat pergerakan besar di dunia IT. Ed Garcia adalah tulang punggung dan satu-satunya nyawa yang menghidupkan dan menggerakkan RSIT, berbeda dengan NusaIT yang dia bangun dengan kolaborasi. Dia tetap menjadi ujung tombak, namun dengan gagang tombak yang jauh lebih kokoh dari sebelumnya.
NusaIT bukan sekedar perusahaan IT yang hanya memahami bagaimana algoritma dan sistem kode digital bekerja. NusaIT mampu memahami struktur bisnis klien. Memahami kebutuhan digital dari bisnis tersebut. Sehingga pada akhirnya mampu menciptakan sistem yang bisa bersinergi dengan baik terhadap bisnis klien. NusaIT tak enggan mempelajari berbagai materi bisnis klien, bahkan sampai standar nasional hingga internasional bagaimana bisnis itu harus berjalan. Sehingga semua karya NusaIT akan sesuai dengan standarisasi tersebut, baik standarisasi nasional ataupun internasionalnya.
Mekanisme kerjasama dengan NusaIT:
+Sampaikan kebutuhan digital Anda (Spesifikasi & Penggunaan)
+Kami menganalisa detail kebutuhan tersebut.
+Pembuatan dan pengajuan proposal.
Sesederhana itu.